BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sebagai seorang manusia hendaknya kita mengetahui bahwa
Allah SWT menciptakan makhluk - makhluk nya untuk saling membantu. Oleh karena
itu kami mencoba untuk mengingatkan kembali akan pentingnya bermasyarakat
karena manusia adalah makhluk sosial.
Manusia sebagai makhluk individu, keluarga, dan masyarakat
oleh karenanya manusia dapat dikatakan sebagai makhluk sosial yang selalu hidup
berkelompok atau berorganisasi dan membutuhkan orang lain. Masyarakat merupakan
wadah berkumpulnya individu-individu yang hidup secara sosial, masyarakat
terdiri dari ‘Saya’, ‘Anda’ dan ‘Mereka’ yang memiliki kehendak dan keinginan
hidup bersama. Kita tahu dan menyadari bahwa manusia sebagai individu dan
makhluk sosial serta memahami tugas dan kewajibannya dalam setiap tatanan kehidupan
berkelompok dan dalam struktur dan sistem sosial yang ada.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian
dari individu ?
2. Apa pengertian
dari pertumbuhan ?
3. Apa saja
faktor – faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ?
4. Apa pengertian
dari fungsi keluarga ?
5. Apa saja macam
– macam fungsi keluarga ?
6. Apa pengertian
dari keluarga ?
7. Apa pengertian
dari masyarakat ?
8. Apa saja
golongan – golongan masyarakat ?
9. Apa perbedaan
antara keluarga masyarakat industri dengan masyarakat non industri ?
10. Apa makna dari
individu ?
11. Apa makna dari
keluarga ?
12. Apa makna dari
masyarakat ?
13. Apa hubungan
antara individu, keluarga dan masyarakat ?
14. Apa pengertian
dari urbanisasi ?
15. Bagaimana proses
urbanisasi ?
C. TUJUAN
• Untuk
mengetahui pengertian individu
• Untuk
mengetahui pengertian pengertian
pertumbuhan
• Untuk
mengetahui faktor – faktor yang mempengaruhi pertumbuhan
• Untuk
mengetahui pengertian fungsi keluarga
• Untuk
mengetahui macam – macam fungsi keluarga
• Untuk
mengetahui pengertian keluarga
• Untuk
mengetahui pengertian masyarakat
• Untuk
mengetahui golongan – golongan masyarakat
• Untuk
mengetahui perbedaan antara keluarga masyarakat industri dengan masyarakat non
industri
• Untuk
mengetahui makna dari individu
• Untuk
mengetahui makna dari keluarga
• Untuk
mengetahui makna dari masyarakat
• Untuk mengetahui hubungan antara individu,
keluarga dan masyarakat
• Untuk
mengetahui pengertian dari urbanisasi
• Untuk
mengetahui proses urbanisasi
BAB II
PEMBAHASAN
1. PERTUMBUHAN
INDIVIDU
a. Individu
Individu berasal dari kata yunani yaitu “individium” yang
artinya “tidak terbagi”. Dalam ilmu sosial paham individu, menyangkut tabiat
dengan kehidupan dan jiwa yang majemuk, memegang peranan dalam pergaulan hidup
manusia. Individu merupakan kesatuan yang terbatas yaitu sebagai manusia
perseorangan bukan sebagai manusia keseluruhan. Maka dapat disimpulkan bahwa
individu adalah manusia yang memiliki peranan khas atau spesifik dalam
kepribadiannya. Dan terdapat tiga aspek dalam individu yaitu aspek organik
jasmaniah, aspek psikis rohaniah, dan aspek sosial. Dimana aspek aspek tersebut
saling berhubungan. Apabila salah satu rusak maka akan merusak aspek lainnya.
Berikut pengertian Individu menurut para ahli :
1. Menurut
Marthen Luter
Individu berasal dari kata individum (Latin), yaitu satuan
kecil yang tidak dapat dibagi lagi. Individu menurut konsep Sosiologis berarti
manusia yang hidup berdiri sendiri. Individu sebagai mahkluk ciptaan tuhan di
dalam dirinya selalu dilengkapi oleh kelengkapan hidup yang meliputi raga,
rasa, rasio, dan rukun.
• Raga,
merupakan bentuk jasad manusia yang khas yang dapat membedakan antara individu
yang satu dengan yang lain, sekalipun dengan hakikat yang sama.
• Rasa,
merupakan perasaan manusia yang dapat menangkap objek gerakan dari benda-benda
isi alam semesta atau perasaan yang menyangkut dengan keindahan
• Rasio atau
akal pikiran, merupakan kelengkapan manusia untuk mengembangkan diri, mengatasi
segala sesuatu yang diperlukan dalam diri tiap manusia dan merupakan alat untuk
mencerna apa yang diterima oleh panca indera.
• Rukun atau
pergaulan hidup, merupakan bentuk sosialisasi dengan manusia dan hidup
berdampingan satu sama lain secara harmonis, damai dan saling melengkapi. Rukun
inilah yang dapat membantu manusia untuk membentuk suatu kelompok sosial yang
sering disebut masyarakat.
2. Menurut
Viniagustia
Merupakan suatu sebutan yang dapat dipakai untuk menyataan
suatu kesatuan yang paling kecil dan terbatas.
b. Pertumbuhan
Individu
Perkembangan manusia yang wajar dan normal harus melalui proses
pertumbuhan dan perkembangan lahir batin. Dalam arti bahwa individu atau
pribadi manusia merupakan keselurhan jiwa raga yang mempunyai cirri-ciri khas
tersendiri. Walaupun terdapat perbedaan pendapat diantara para ahli, namun
diakui bahwa pertumbuhan adalah suatu perubahan yang menuju kearah yang lebih
maju, lebih dewasa. Timbul berbagai pendapat dari berbagai aliran mengenai
pertumbuhan. Menurut para ahli yang menganut aliran asosiasi berpendapat, bahwa
pertumbuhan pada dasarnya adalah proses asosiasi. Pada proses asosiasi yang
primer adalah bagian-bagian. Bagian-bagian yang ada lebih dahulu, sedangkan
keseluruhan ada pada kemudian. Bagian-bagian ini terikat satu sama lain menjadi
keseluruhan asosiasi. Dapat dirumuskan suatu pengertian tentang proses asosiasi
yaitu terjadinya perubahan pada seseorang secara tahap demi tahap karena
pengaruh timbal balik dari pengalaman atau empiri luar melalui pancaindera yang
menimbulkan sensations maupun pengalaman dalam mengenal keadaan batin sendiri
yang menimbulkan sensation.
Menurut aliran psikologi gestalt pertmbuhan adalah proses diferensiasi.
Dalam proses diferensiasi yang pokok adalah keseluruhan sedang bagian-bagian
hanya mempunyai arti sebagai bagian dari keselurhan dalam hubungan fungsional
dengan bagian-bagian yang lain. Jadi menurut proses ini keselurhan yang lebih
dahulu ada, baru kemudian menyusul bagian-bagiannya. Dapat disimpulkan bahwa
pertumbuhan ini adalah proses perubahan secara perlahan-lahan pada manusia
dalam mengenal suatu yangsemula mengenal sesuatu secara keseluruhan baru
kemudian mengenal bagian-bagian dari lingkungan yang ada.
Konsep aliran sosiologi tentang pertumbuhan menganggap pertumbuhan itu
adalah proses sosialisasi yaitu proses perubahan dari sifat mula-mula yang
asosial atau juga sosial kemudian tahap demi tahap disosialisasikan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan:
1. Pendirian
Nativistik. Menurut para ahli dari golongan ini berpendapat bahwa pertumbuhan
itu semata-mata ditentukan oleh factor-faktor yang dibawa sejak lahir
2. Pendirian
Empiristik dan environmentalistik. Pendirian ini berlawanan dengan pendapat
nativistik, mereka menganggap bahwa pertumbuhan individu semata-nmata
tergantung pada lingkungan sedang
dasar tidak berperan sama sekali.
3. Pendirian
konvergensi dan interaksionisme. Aliran ini berpendapat bahwa interaksi antara
dasar dan lingkungan dapat menentukan pertumbuhan individu.
Tahap
pertumbuhan individu berdasarkan psikologi
1. Masa
vital yaitu dari usia 0 sampai kira-kira 2 tahun.
2. Masa
estetik dari umur kira-kira 2 tahun sampai kira-kira 7 tahun
3. Masa
intelektual dari kira-kria 7 tahun sampai kira-kira 13 tahun atau 14 tahun
4. Masa
sosial, kira-kira umur 13 atau 14 tahun sampai kira-kira 20 – 21 tahun
2. FUNGSI
KELUARGA
Fungsi keluarga adalah suatu pekerjaan- pekerjaan atau
tugas-tugas yang harus dilaksanakan di dalam atau oleh keluarga itu.
Berikut macam – macam fungsi keluarga :
A. Fungsi Secara
Biologis
• Untuk
Meneruskan Keturunan.
• Memelihara
dan membesarkan anak.
• Merawat dan
membesarkan anak dan anggota keluarga
B. Fungsi Secara
Psikologis
• Memberikan
rasa aman dan nyaman kepada anggota keluarga.
• Memberikan
perhatian untuk anggota keluarga.
• Membina
kepribadian.
• Memberikan
identitas keluarga.
C. Fungsi
Sosialisasi
• Mengajarkan
sosialisasi kepada anak.
• Membentuk
norma-norma yang baik kepada anak.
• Meneruskan
nilai-nilai budaya.
D. Fungsi Secara
Ekonomi
• Mencari
sumber-sumber penghasilan untuk keluarga.
• Pengaturan
penggunaan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
• Menabung
untuk memenuhi kebutuhan anak di masa depan,sebagai jaminan hari tua.
E. Fungsi Secara
Pendidikan
•
Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan,keterampilan, dan
membentuk anak sesuai dengan minat dan bakat yang dimilikinya.
•
Mempersiapkan anak untuk kehidupan yang akan datang dan mempersiapkan
anak untuk memenuhi perannya sebagai orang dewasa.
• Mendidik
anak sesuai dengan tingkat perkembangannya.
3. INDIVIDU,
KELUARGA DAN MASYARAKAT
a. Keluarga
Keluarga adalah satuan masyarakat terkecil yang dimiliki
oleh manusia sebagai makhluk sosial yang di tandai dengan adanya kerjasama dan
kegiatan – kegiatan ekonomi.
Berikut beberapa pengertian keluarga menurut para ahli :
1. Duvall dan
Logan ( 1986 ) :
Keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan,
kelahiran, dan adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya,
dan meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional, serta sosial dari tiap
anggota keluarga.
2. Bailon dan
Maglaya ( 1978 ) :
Keluarga adalah dua atau lebih individu yang hidup dalam
satu rumah tangga karena adanya hubungan darah, perkawinan, atau adopsi. Mereka
saling berinteraksi satu dengan yang lain, mempunyai peran masing-masing dan menciptakan
serta mempertahankan suatu budaya.
3. Departemen
Kesehatan RI ( 1988 ) :
Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang
terdiri dari kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di
suatu tempat di bawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan.
b. Masyarakat
Berikut ini adalah
beberapa pengertian masyarakat dari beberapa ahli sosiologi dunia :
a. Menurut Selo
Sumarjan (1974), Masyarakat adalah orang-orang yang hidup bersama yang
menghasilkan kebudayaan
b. Menurut Koentjaraningrat (1994), Masyarakat adalah
kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat
tertentu yang bersifat kontinyu dan terikat oleh suatu rasa identitas yang
sama.
c. Menurut Ralph Linton (1968), Masyarakat adalah setiap
kelompok manusia yang hidup dan bekerja sama dalam waktu yang relatif lama dan
mampu membuat keteraturan dalam kehidupan bersama dan mereka menganggap sebagai
satu kesatuan sosial.
d. Menurut Karl Marx, Masyarakat adalah suatu struktur yang
menderita suatu ketegangan organisasi atau perkembangan akibat adanya
pertentangan antara kelompok-kelompok yang terbagi secara ekonomi
e. Menurut Emile Durkheim, Masyarakat merupakan suatu
kenyataan objektif pribadi-pribadi yang merupakan anggotanya.
f. Menurut Paul B. Horton & C. Hunt, Masyarakat
merupakan kumpulan manusia yang relatif mandiri, hidup bersama-sama dalam waktu
yang cukup lama, tinggal di suatu wilayah tertentu, mempunyai kebudayaan sama
serta melakukan sebagian besar kegiatan di dalam kelompok / kumpulan manusia
tersebut.
c. Golongan – Golongan Masyarakat
1) Multikulturalisme
dan Kesederajatan
Multikulturalisme adalah sebuah ideologi yang menekankan
pengakuan dan penghargaan pada kesederajatan perbedaan kebudayaan. Tercakup
dalam pengertian kebudayaan adalah para pendukung kebudayaan, baik secara
individual maupun secara kelompok, dan terutama ditujukan terhadap golongan
sosial askriptif yaitu sukubangsa (dan ras), gender, dan umur. Ideologi
multikulturalisme ini secara bergandengan tangan saling mendukung dengan
proses-proses demokratisasi, yang pada dasarnya adalah kesederajatan pelaku
secara individual (HAM) dalam berhadapan dengan kekuasaan dan komuniti atau
masyarakat setempat.
2) Masyarakat
Majemuk
Masyarakat majemuk terbentuk dari dipersatukannya
masyarakat-masyarakat suku bangsa oleh sistem nasional, yang biasanya dilakukan
secara paksa (by force) menjadi sebuah bangsa dalam wadah negara.
d. Perbedaan Masyarakat Industri dan Masyarakat Non Industri
1) Masyarakat Non Industri
Kita telah tahu secara garis besar bahwa , kelompok nasional
atau organisasi kemasyarakatan non industri dapat digolongkan menjadi dua
golongan, yaitu kelompok primer (primary group) dan kelompok sekunder
(secondary group).
(a) Kelompok primer
Dalam kelompok primer, interaksi antar anggota terjalin
lebih intensif, lebih erat, lebih akrab. Di karenakan para anggota kelompok
sering berdialog, bertatap muka, sehingga mereka mengenal lebih dekat, lebih
akrab. Dalam kelompok-kelompok primer bercorak kekeluargaan dan lebih
berdasarkan simpati. Pembagian kerja atau pembagian tugas pada kelompok
menerima serta menjalankan tugas tidak secara paksa, lebih dititik beratkan
pada kesadaran, tanggung jawab para anggota dan berlangsung atas dasar r rasa
simpati dan secara sukarela.
Contoh-contoh kelompok primer, antara lain : keluarga, rukun
tetangga, kelompok belajar,kelompok agama, dan lain sebagainya.
(b) Kelompok sekunder
Antara anggota kelompok sekunder, terpaut saling hubungan
tak Iangsung, formal, juga kurang bersifat kekeluargaan. Oleh karena yaitu,
sifat interaksi, pembagian kerja, pembagian kerja antaranggota kelompok di atur
atas dasar pertimbangan-pertimbangan rasional, obyektif.
Para anggota menerima pembagian kerja/pembagian tugas atas
dasar kemampuan; keahlian tertentu, di samping dituntut dedikasi. Hal-hal
semacam itu diperlukan untuk mencapai target dan tujuan tertentu yang telah di
flot dalam program-program yang telah sama-sama disepakati. Contoh-contoh
kelompok sekunder, misalnya : partai politik, perhimpunan serikat kerja/serikat
buruh, organisasi profesi dan sebagainya. Berlatar belakang dari pengertian
resmi dan tak resmi, maka tumbuh dan berkembang kelompok formal (formal group)
atau lebih akrab dengan sebutan kelompok resmi, dan kelompok tidak resmi
(informal group). Inti perbedaan yang terjadi adalah : Kelompok tidak resmi
(informal group) tidak berstatus resmi dan tidak didukung oleh Anggaran Dasar
(AD) dan Anggaran Rumah tangga (ART) seperti yang lazim berlaku pada kelompok
resmi.
Namun demikian, kelompok tidak resmi juga mempunyai
pembagian kerja, peranan-peranan serta hirarki tertentu, norma-norma tertentu
sebagai pedoman tingkah laku para anggota beserta konvensi-konvensinya. Tetapi
hal ini tidak dirumuskan secara tegas dan tertulis seperti pada kelompok resmi
(W.A. Gerungan, 1980 : 91).
Contoh : Semua kelompok sosial, perkumpulan-perkumpulan,
atau organisasi-organisasi kemasyarakatan yang memiliki anggota kelompok tidak
resmi.
2) Masyarakat Industri
Durkheim mempergunakan variasi pembangian kerja sebagai
dasar untuk mengklasifikasikan masyarakat, sesuai dengan taraf perkembangannya.
Akan tetapi is lebih cenderung mempergunakan dua taraf klasifikasi, yaitu yang
sederhana dan yang kompleks. Masyarakat-masyarakat yang berada di tengah kedua
eksterm tadi diabaikannya (Soerjono Soekanto, 1982 : 190).
Jika pembagian kerja bertambah kompleks, suatu tanda bahwa
kapasitas masyarakat semakin tinggi. Solidaritas didasarkan pada hubungan
saling ketergantungan antara kelompok-kelompok masyarakat yang telah men2enal
pengkhususan.Otonomi sejenis, juga menjadi ciri daribagian/ kelompok-kelompok
masyarakat industri. Otonomi sejenis dapat diartikan dengan kepandaian/keahlian
khusus yang dimiliki seseorang secara mandiri, sampai pada batas - batas tertentu.
Contoh-contoh : tukang roti, tukang sepatu,tukang bubut,
tukang las, ahli mesin, ahli listrik dan ahli dinamo, mereka dapat bekerja
secara mandiri. Dengan timbulnya spesialisasi fungsional, makin berkurang pula
ide-ide kolektif untuk diekspresikan dan dikerjakan bersama. Dengan demikian
semakin kompleks pembagian kerja, semakin banyak timbul kepribadian individu.
Sudah barang tentu masyarakat sebagai keseluruhan memerlukan derajat integrasi
yang serasi. Akan tetapi hanya akan sampai pada batas tertentu, sesuai dengan
bertambahnya individualism.
4. HUBUNGAN
ANTARA INDIVIDU, KELUARGA DAN MASYARAKAT
Makna Individu : manusia sebagai makhluk individu yang dapat
mengalami
kegembiraan atau kecewa akan terpaut dengan jiwa raganya.
Tidak hanya dengan mata, telinga, tangan, kemauan, dan perasaan saja. Dalam
kegembiraannya manusia dapat mengagumi dan merasakan suatu keindahan, karena ia
mempunyai rasa keindahan, rasa estetis dalam individunya.
Makna Keluarga : makna keluarga termasuk juga dengan
pengertian keluarga yg
saya ketahui seperti berikut yang terdiri dari Ayah, Ibu dan
Anak serta beberapa orang lain yang masih terikat dalam hubungan darah dan
saling ketergantungan atau membutuhkan satu sama lain.
Makna Masyarakat : makna masyarakat merupakan istilah yang
digunakan untuk
menerangkan suatu komuniti manusia yang tinggal
bersama-sama. Dapat juga dikatakan bahwa masyarakat merupakan jaringan
perhubungan antara berbagai individu. Dari segi pelaksanaan, ia bermaksud
sesuatu yang dibuat - atau tidak dibuat - oleh kumpulan orang itu. Masyarakat
merupakan subjek utama dalam pengkajian sains sosial.
Hubungan individu-masyarakat yaitu bahwa hidup bermasyarakat
adalah ciptaan dan usaha manusia sendiri. Manusia berkeluarga, ia berkelompok.
Selalu membuat sesuatu dan berbuat. Keluarga, kelompok, masyarakat dan negara
tidak merupakan kesatuan-kesatuan yang berdiri di luar. Mereka ada usaha
manusia, yang terus dipertahankan, dipelihara, ditunjang, atau apabila
perlu-diubahkan atau diganti oleh manusia. Mereka adalah bagian hidupnya.
Mereka adalah bentuk perilaku yang tergantung dari dia. Hidup bermasyarakat yang
diusahakan dan diciptakan sendiri, bertujuan untuk memungkinkan perkembangannya
sebagai manusia. Sebab tanpa masyarakat tidak ada hidup individual yang
manusiawi. Jadi manusia sekaligus membentuk dan dibentuk oleh hasil karyanya
sendiri, yaitu masyarakat. Manusia tidak bebas dalam arti bahwa ia bebas
memilih antara hidup sendiri atau hidup berbagai dengan orang lain. Ia harus
hidup berbagai agar tidak hancur. Tetapi cara dan bentuk hidup berbagai itu
ditentukannya dengan bebas. Tidak ada satu pola kebudayaan yang mutlak dan
universal. Jadi ada relasi timbal balik antara individu. Di satu pihak individu
ikut membentuk dan menegakkan masyarakat, dan ia bertanggungjawab. Di lain
pihak masyarakat menghidupi individu dan oleh karenanya bersifat mengikat bagi
dia.
5. URBANISASI
Urbanisasi adalah perpindahan penduduk dari desa ke kota.
Urbanisasi adalah masalah yang cukup serius bagi kita semua. Persebaran
penduduk yang tidak merata antara desa dengan kota akan menimbulkan berbagai
permasalahan kehidupan sosial kemasyarakatan. Jumlah peningkatan penduduk kota
yang signifikan tanpa didukung dan diimbangi dengan jumlah lapangan pekerjaan,
fasilitas umum, aparat penegak hukum, perumahan, penyediaan pangan, dan lain
sebagainya tentu adalah suatu masalah yang harus segera dicarikan jalan
keluarnya.
Proses terjadi Urbanisasi :
Pertama, pemerintah berkeinginan untuk sesegera mungkin
meningkatkan proporsi penduduk yang tinggal di daerah perkotaan. Hal ini
berkaitan dengan kenyataan bahwa meningkatnya penduduk daerah perkotaan akan
berkaitan erat dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi negara. Data
memperlihatkan bahwa suatu negara atau daerah dengan tingkat perekonomian yang
lebih tinggi, juga memiliki tingkat urbanisasi yang lebih tinggi, dan
sebaliknya. Negara-negara industri pada umumnya memiliki tingkat urbanisasi di
atas 75 persen. Bandingkan dengan negara berkembang yang sekarang ini. Tingkat
urbanisasinya masih sekitar 35 persen sampai dengan 40 persen saja.
Kedua, terjadinya tingkat urbanisasi yang berlebihan, atau
tidak terkendali, dapat menimbulkan berbagai permasalahan pada penduduk itu
sendiri. Ukuran terkendali atau tidaknya proses urbanisasi biasanya dikenal
dengan ukuran primacy rate, yang kurang lebih diartikan sebagai kekuatan daya
tarik kota terbesar pada suatu negara atau wilayah terhadap kota-kota di
sekitarnya. Makin besar tingkat primacy menunjukkan keadaan yang kurang baik
dalam proses urbanisasi. Sayangnya data mutahir mengenai primacy rate di
Indonesia tidak tersedia.
Pengalaman :
Pengalaman positif saya pribadi , hubungan individu,
keluarga, dan masyarakat yaitu dengan saling berkomunikasi dengan ligkungan
sekitar dan berbaur agar terjaga hubungan antara individu, keluarga,
masyarakat. Membantu antara individu dengan masyarakat yaitu dengan cara gotong
royong untuk membersihkan lingkungan sekitar agar lebih tercipta suasana atau
kondisi yang sangan kondusif atau tenang di sekitar lingkungan individu dan
masyarakat lain. Dengan ,melakukan hal tersebut lebih tercipta suasana dan
hubungan yang baik antara individu, keluarga, masyarakat.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Setiap individu, keluarga dan masyarakat memiliki hubungan
yang saling berkaitan satu dengan yang lainnya. Hubungan yang dilandasi oleh
nilai, norma dan aturan-aturan diantara komponen-komponen tersebut. Individu
tidak akan jelas identitasnya tanpa adanya suatu keluarga dan masyarakat yang
menjadi latar belakang keberadaanya. Begitupun sebaliknya, individu berusaha
mengambil jarak dan memproses dirinya untuk membentuk perilakunya yang selaras
dengan keadaan dan kebiasaan yang sesuai dengan perilaku yang telah ada pada
dirinya. Dan barulah dikatakan sebagai individu jika individu bisa membaur
dengan lingkungan sosialnya yaitu masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
•
http://id.wikipedia.org/wiki/Keluarga
•
http://suarapembaca.detik.com/read/2009/01/05/094753/1062996/471/menangkal-krisis-dengan-kejujuran
•
http://organisasi.org/pengertian-masyarakat-unsur-dan-kriteria-masyarakat-dalam-kehidupan-sosial-antar-manusia
• Sumber :
http://www.rendzhimaru.net/ilmu-sosial-dasar-12