Rabu, 18 Oktober 2017

Struktur Organisasi Horizontal dan Vertikal PT. Pindad

Struktur Organisasi PT.Pindad

Pada Tahun 1980-an pemerintah Indonesia semakin gencar menggalakan program alih teknologi, saat inilah muncul gagasan untuk mengubah status pindad menjadi perusahaan berbentuk perseroan terbatas. Berdasarkan keputusan Presiden RI No.47 Tahun 1981, Badan Pengkajian Penerapan Teknologi (BPPT) yang sudah berdiri sejak tahun 1978, harus lebih memperhatikan proses transformasi teknologi yang ditetapkan pemerintah Indonesia itu, termasuk pengadaan mesin-mesin untuk kebutuhan Industri.
Perubahan status Pindad dilatarbelakangi oleh keterbatasan ruang gerak Pindad sebagai sebuah industri karena terikat peraturan-peraturan dan ketergantungan ekonomi pada anggaran Dephankam sehingga tidak dapat mengembangkan kegiatan produksinya. Selain itu, Pindad pun dinilai membebani Dephankam karena biaya penelitian dan pengembangan serta investasi yang cukup besar. Karena itu Dephankam menyarankan pemisahan antara war making activities dan war support activities. Kegiatan Pindad memproduksi prasarana dan perlengkapan militer adalah bagian war support activities sehingga harus dipisahkan dari Dephankam dan menjadi perseroan terbatas yang sahamnya dimiliki oleh pemerintah Indonesia.
Ketua BPPT saat itu Prof. DR. Ing. B.J. Habibie kemudian membentuk Tim Corporate Plan (Perencana Perusahaan) Pindad melalui Surat Keputusan BPPT  No. SL/084/KA/BPPT/VI/1981. Tim Corporate Plan diketuai langsung oleh Habibie dan terdiri dari unsur BPPT dan Departemen Hankam.
Sebagai sebuah perusahaan Pindad diharapkan dapat memproduksi peralatan militer yang dibutuhkan secara efisien dan  menghasilkan produk-produk komersial berorientasi bisnis.  Dan memiliki biaya serta anggaran sendiri untuk pengembangan, penelitian dan investasi serta mengembangkan profesionalisme industrinya
Berdasarkan hasil kajian dari Tim Corporate Plan diputuskan komposisi produksi Pindad adalah 20% produk militer dan 80% komersial atau non militer. Tugas pokok Pindad adalah menyediakan dan memproduksi produk-produk kebutuhan Dephankam seperti munisi ringan, munisi berat, dan peralatan militer lain untuk menghilangkan ketergantungan terhadap pihak lain. Tugas pokok kedua adalah memproduksi produk-produk komersial seperti mesin perkakas, produk tempa, air brake system, perkakas dan peralatan khusus pesanan.
Dan pada awal 1983 Pindad menjadi badan usaha milik Negara (BUMN) sesuai dengan keputusan pemerintah yang tertuang dalam Peraturan Pemerintah (PP) RI No.4 Tahun 1983 tertanggal 11 Februari 1983. 
STRUKTUR ORGANISASI PT. PINDAD (PERSERO)
Berikut adalah bagan struktur organisasi yang dimiliki oleh PT.Pindad



Analisis Komunikasi Vertikal dan Horizontal PT.Pindad
1.      Komunikasi Vertikal
Komunikasi vertikal adalah komunikasi yang terjadi antara atasan dan bawahan dalam organisasi. Robbins (2001) menjelaskan bahwa komunikasi vertikal adalah komunikasi yang mengalir dari satu tingkat dalam suatu organisasi/kelompok ke suatu tingkat yang lebih tinggi atau tingkat yang lebih rendah secara timbal balik. Dalam lingkungan organisasi atau kelompok kerja, komunikasi antara atasan dan bawahan menjadi kunci penting kelangsungan hidup suatu organisasi. Bahkan menurut Stoner dan Freeman (1994), dua per tiga dari komunikasi yang dilakukan dalam organisasi antara atasan dan bawahan berlangsung secara vertikal, sehingga peran komunikasi vertikal sangat urgen dalam organisasi.

Contoh Komunikasi Vertikal yang terjadi pada PT. Pindad ini meliputi seperti pada gambar berikut: 




Komunikasi vertikal 1
Komunikasi yang terjadi antara Direktur Utama kepada Direktur Keuangan & Kinerja, Direktur Bisnis Produk Hankam, Direktur  Bisnis Produk Industrial dan Direktur  Teknologi & Supply itu sendiri merupakan bawahan langsung dari Direktur Utama. Biasanya komunikasi ini dilakukan Direktur Utama.

Komunikasi Horizontal

Komunikasi horizontal merupakan bentuk komunikasi secara mendatar dimana terjadi pertukaran pesan secara menyamping dan dilakukan oleh dua pihak yang mempunyai kedudukan sama, posisi sama, jabatan se-level, maupun eselon yang sama dalam suatu organisasi. Menurut Daft (2003), komunikasi bentuk ini selain berguna untuk menginformasikan juga untuk meminta dukungan dan mengkoordinasikan aktivitas. Komunikasi horizontal diperlukan untuk menghemat waktu dan memudahkan koordinasi sehingga mempercepat tindakan (Robbins, 2001). Kemudahan koordinasi ini menurut Liaw (2006) disebabkan adanya tingkat, latar belakang pengetahuan dan pengalaman yang relatif sama antara pihak-pihak yang berkomunikasi, serta adanya struktur formal yang tidak ketat.

Fungsi arus komunikasi horisontal ini adalah :
a)    Memperbaiki koordinasi tugas
b)    Upaya pemecahan masalah
c)    Saling berbagi informasi
d)    Upaya pemecahan konflik
e)    Membina hubungan melalui kegiatan bersama  

Komunikasi Horizontal 1
Salah satu contoh dari komunikasi horizontal ini adalah terletak pada bagian 
       I.            Vice President Perancangan & Kinerja Perusahaan, Vice President Akutansi & Keuangan, Vice President Human Capital & Pengembangan organisasi dan Vice President Sistem Informasi Manajement
    II.            Vice President Bisnis Hankam, General Manjer Senjata, General Mnajer Munisi dan General Manajer Kendaraan Khusus.
 III.            Vice President Bisnis Industrilial, General Manajer Alat Berat, General Manajer Temapa – Cor & Alat Perkeretaapian dan General Manajer Bahan Peledak Komersil.
 IV.            Vice President Teknologi & Pengembangan, Vice President Quality Assurance & Kjlh dan Vice President Supply Chain biasanya pada bagian komunikasi ini, antara bagian saling bertukar informasi serta saling bekerja sama dalam memperbaiki koordinasi tugas yang diberikan.



Sumber :

https://www.pindad.com/subsidiaries

Tidak ada komentar:

Posting Komentar