Struktur Organisasi PT.Pindad
Pada Tahun 1980-an pemerintah
Indonesia semakin gencar menggalakan program alih teknologi, saat inilah muncul
gagasan untuk mengubah status pindad menjadi perusahaan berbentuk perseroan
terbatas. Berdasarkan keputusan Presiden RI No.47 Tahun 1981, Badan Pengkajian
Penerapan Teknologi (BPPT) yang sudah berdiri sejak tahun 1978, harus lebih
memperhatikan proses transformasi teknologi yang ditetapkan pemerintah
Indonesia itu, termasuk pengadaan mesin-mesin untuk kebutuhan Industri.
Perubahan status Pindad
dilatarbelakangi oleh keterbatasan ruang gerak Pindad sebagai sebuah industri
karena terikat peraturan-peraturan dan ketergantungan ekonomi pada anggaran
Dephankam sehingga tidak dapat mengembangkan kegiatan produksinya. Selain itu,
Pindad pun dinilai membebani Dephankam karena biaya penelitian dan pengembangan
serta investasi yang cukup besar. Karena itu Dephankam menyarankan pemisahan
antara war making activities dan war support
activities. Kegiatan Pindad memproduksi prasarana dan perlengkapan militer
adalah bagian war support activities sehingga harus dipisahkan
dari Dephankam dan menjadi perseroan terbatas yang sahamnya dimiliki oleh
pemerintah Indonesia.
Ketua BPPT saat itu Prof. DR. Ing.
B.J. Habibie kemudian membentuk Tim Corporate Plan (Perencana
Perusahaan) Pindad melalui Surat Keputusan BPPT No.
SL/084/KA/BPPT/VI/1981. Tim Corporate Plan diketuai langsung
oleh Habibie dan terdiri dari unsur BPPT dan Departemen Hankam.
Sebagai sebuah perusahaan Pindad
diharapkan dapat memproduksi peralatan militer yang dibutuhkan secara efisien
dan menghasilkan produk-produk komersial berorientasi bisnis. Dan
memiliki biaya serta anggaran sendiri untuk pengembangan, penelitian dan
investasi serta mengembangkan profesionalisme industrinya
Berdasarkan hasil kajian dari
Tim Corporate Plan diputuskan komposisi produksi Pindad adalah
20% produk militer dan 80% komersial atau non militer. Tugas pokok Pindad
adalah menyediakan dan memproduksi produk-produk kebutuhan Dephankam seperti
munisi ringan, munisi berat, dan peralatan militer lain untuk menghilangkan
ketergantungan terhadap pihak lain. Tugas pokok kedua adalah memproduksi
produk-produk komersial seperti mesin perkakas, produk tempa, air brake
system, perkakas dan peralatan khusus pesanan.
Dan pada awal 1983 Pindad menjadi
badan usaha milik Negara (BUMN) sesuai dengan keputusan pemerintah yang
tertuang dalam Peraturan Pemerintah (PP) RI No.4 Tahun 1983 tertanggal 11
Februari 1983.
STRUKTUR ORGANISASI PT. PINDAD
(PERSERO)
Berikut adalah bagan
struktur organisasi yang dimiliki oleh PT.Pindad
Analisis
Komunikasi Vertikal dan Horizontal PT.Pindad
1. Komunikasi
Vertikal
Komunikasi vertikal adalah komunikasi yang terjadi
antara atasan dan bawahan dalam organisasi. Robbins (2001) menjelaskan bahwa
komunikasi vertikal adalah komunikasi yang mengalir dari satu tingkat dalam
suatu organisasi/kelompok ke suatu tingkat yang lebih tinggi atau tingkat yang
lebih rendah secara timbal balik. Dalam lingkungan organisasi atau kelompok
kerja, komunikasi antara atasan dan bawahan menjadi kunci penting kelangsungan
hidup suatu organisasi. Bahkan menurut Stoner dan Freeman (1994), dua per tiga
dari komunikasi yang dilakukan dalam organisasi antara atasan dan bawahan
berlangsung secara vertikal, sehingga peran komunikasi vertikal sangat urgen
dalam organisasi.
Contoh Komunikasi Vertikal yang terjadi pada PT.
Pindad ini meliputi seperti pada gambar berikut:
Komunikasi vertikal 1
Komunikasi yang terjadi antara Direktur Utama kepada Direktur
Keuangan & Kinerja, Direktur Bisnis Produk Hankam, Direktur Bisnis Produk Industrial dan Direktur Teknologi & Supply itu sendiri merupakan
bawahan langsung dari Direktur Utama. Biasanya komunikasi ini dilakukan Direktur
Utama.
Komunikasi Horizontal
Komunikasi horizontal merupakan bentuk komunikasi
secara mendatar dimana terjadi pertukaran pesan secara menyamping dan dilakukan
oleh dua pihak yang mempunyai kedudukan sama, posisi sama, jabatan se-level,
maupun eselon yang sama dalam suatu organisasi. Menurut Daft (2003), komunikasi
bentuk ini selain berguna untuk menginformasikan juga untuk meminta dukungan
dan mengkoordinasikan aktivitas. Komunikasi horizontal diperlukan untuk
menghemat waktu dan memudahkan koordinasi sehingga mempercepat tindakan
(Robbins, 2001). Kemudahan koordinasi ini menurut Liaw (2006) disebabkan adanya
tingkat, latar belakang pengetahuan dan pengalaman yang relatif sama antara
pihak-pihak yang berkomunikasi, serta adanya struktur formal yang tidak ketat.
Fungsi arus komunikasi horisontal ini adalah :
a) Memperbaiki koordinasi tugas
b) Upaya pemecahan masalah
c) Saling berbagi informasi
d) Upaya pemecahan konflik
e) Membina hubungan melalui kegiatan bersama
Komunikasi Horizontal 1
Salah satu contoh dari komunikasi horizontal ini
adalah terletak pada bagian
I.
Vice President
Perancangan & Kinerja Perusahaan, Vice President Akutansi & Keuangan,
Vice President Human Capital & Pengembangan organisasi dan Vice President
Sistem Informasi Manajement
II.
Vice President Bisnis
Hankam, General Manjer Senjata, General Mnajer Munisi dan General Manajer
Kendaraan Khusus.
III.
Vice President Bisnis
Industrilial, General Manajer Alat Berat, General Manajer Temapa – Cor &
Alat Perkeretaapian dan General Manajer Bahan Peledak Komersil.
IV.
Vice President
Teknologi & Pengembangan, Vice President Quality Assurance & Kjlh dan
Vice President Supply Chain biasanya pada bagian komunikasi ini, antara bagian
saling bertukar informasi serta saling bekerja sama dalam memperbaiki
koordinasi tugas yang diberikan.
Sumber :
https://www.pindad.com/subsidiaries
Tidak ada komentar:
Posting Komentar